JAKARTA - Irjen Pol Heru Winarko dilantik Presiden Joko Widodo sebagai Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) menggantikan Komjen Pol Budi Waseso yang memasuki masa pensiun sebagai anggota Polri.
Keputusan tersebut tertuang dalam Keppres Nomor 14/M Tahun 2014 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN).
Pelantikan Heru Winarko dilakukan di Istana Negara, Jakarta, Kamis (1/3/2018) yang dihadiri sejumlah pejabat negara, baik kementerian maupun lembaga.
Berikut sejumlah fakta soal Heru Winarko yang berhasil dihimpun Tribunnews.com.
1. Karir Heru Winarko
Heru Winarko tercatat sebagai lulusan Akademi Kepolisian Tahun 1985.
Selama berkarir di kepolisian, ia banyak berkecimpung di dunia reserse.
Dikutip dari Wikipedia, pria kelahiran Jakarta, 1 Desember 1962 tersebut mengawali karirnya dikepolisian sebagai Wakasat Serse Polres Bandung, Polda Jawa Barat pada tahun 1985.
Ia pun lama berada di wilayah Polda Jawa Barat dengan jabatan terakhir sebagai Kasubag Ren Dit Pers Polda Jabar pada tahun 1994.
Kemudian tugasnya dipindahkan ke wilayah Polda Metro Jaya dengan jabatan Kapolsek Tanjungpriok pada tahun 1995, hingga akhirnya ia pun menduduki jabatan wakasat Ekonomi Dit Serse Polda Metro Jaya pada tahun 1999.
Usai menjalani pendidikan di Sespim Polri tahun 1999, ia kemudian ditempatkan menjadi Kasat Serse Ekonomi Dit Serse Polda Sumsel pada tahun 2000.
Tahun 2002, ia pun dipercaya menjabat sebagai Kapolres Blitar Polwil Kediri Polda Jatim hingga akhirnya ia kembali ke Jakarta menjadi penyidik di Bareskrim Polri pada 2005 dan Kapolres metro Jakarta Pusat pada 2006.
Karirnya kian moncer usai menjalani pendidikan Sespati II pada 2008.
Usai menempuh pendidikan ia banyak ditempatan di Bareskrim sebagai penyidik di Direktorat Ekonomi Khusus Bareskrim Polri hingga akhirnya dipercaya menjadi Wadir II/Eksus Bareskrim Polri pada tahun 2009.
Kemudian ia digeser menjadi Wadir III/Tipikor Bareskrim Polri pada tahun 2010.
Setelah itu ia ditugaskan di menkopolhukam dari 2010 hingga 2011.
Usai itu, ia menjabat menjadi Kapolda Lampung pada 2012.
Kemudian pada 2015 ia kembali ditugaskan di Kemkopolhukam sebagai Staf Ahli Bidang Ideologi dan Konstitusi Menko Polhukam.
Pada tahun yang sama ia pun akhirnya dipercaya menjabat sebagai Deputi Penindakan KPK hingga akhirnya 2018 dilantik Presiden Jokowi sebagai Kepala BNN.
2. Ketua KPK Senang
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Agus Rahardjo, senang dengan dikatnya Deputi Penindakan KPK, Irjen Heru Winarko, sebagai kepala Badan Narkotika Nasional (BNN).
Agus mengaku sangat mendukung langkah pemerintah untuk mengangkat anak buahnya sebagai Kepala BNN.
"Kami sangat mendukung jadi kalau anak buah dipromosikan jadi bintang tiga kan sangat baik," ujar Agus kepada wartawan di Gedung KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Rabu (28/2/2018).
Menurut Agus, pengangkatan Heru akan menjadi sejarah bagi KPK.
Mantan Kepala LKPP menyebut belum ada seorang Deputi KPK yang mendapatkan jabatan ini.
"Belum pernah kejadian Deputi KPK dipromosikan jadi sangat senang jadi itu berarti penghargaan terhadap prestasi," ungkap Agus.
3. Pesan Jokowi Untuk Heru Winarko
Presiden Joko Widodo berharap Kepala BNN Irjen Pol Heru Winarko tidak tergoda dengan peredaran uang haram dari transaksi narkoba.
Jokowi melihat, Heru yang sebelumnya menjadi Deputi Penindakan KPK telah memiliki integritas yang tidak perlu diragukan lagi, mengingat lembaga antirasuah sudah menerapkan standard yang baik.
"Ada standar governance, standar tata kelola organisasi, dan yang paling penting integritas, karena disitu peredaran narkoba duitnya gede sekali, omsetnya gede sekali, gampang menggoda orang untuk berbuat tidak baik," papar Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Kamis (1/3/2018).
Jokowi pun berharap, standar yang telah diterapkan di KPK dapat diimplementasikan di lembaga yang kini dipimpinnya, sehingga peran BNN dalam menekankan peredaran narkoba di Tanah Air dapat lebih maksimal.
"Yang jelas semakin sedikit barang-barang narkoba yang masuk, akan semakin dikit, kemudian menurunkan sebanyak-banyaknya pengguna, dari sisi rehab juga baik, dari pencegahan agar barang tidak masuk," kata Jokowi.
4. Siap Lanjutkan Tugas Buwas
Kepala BNN Irjen Pol Heru Winarko akan melanjutkan kebijakan yang sebelumnya diterapkan Komjen Pol Budi Waseso, dalam memberantas dan mencegah peredaran narkoba di Tanah Air.
"Tentu selain kita lanjutkan, kita tingkatkan juga, bagaimana pencegahan, pemberantasan, rehabilitasi yang sesuai undang-undang, dilaksanakan secara optimal," kata Heru seusai dirinya dilantik oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Kamis (1/3/2018).
Heru pun berharap, dalam menjalankan tugasnya ke depan sebagai pimpinan BNN, akan memperoleh bantuan dari semua pemangku kepentingan dalam memberantas narkoba.
"Pemberantasan narkoba ini bukan hanya tanggung jawab BNN tapi semua, semua instansi, semua warga negara di Indonesia, bahwa narkoba musuh kita bersama," kata Heru.
Selain bekerjasama dengan seluruh instansi maupun masyarakat Indonesia, Heru rencananya nanti akan menggandeng negara tetangga guna mencegah masuknya narkoba dari luar ke dalam.
"Kita mencoba pertama di regional, bahwa narkoba ini musuh kita bersama, jadi bukan mereka-mereka, kita-kita, jadi kita mengharapkan kerjasama negara-negara tetangga bisa bersama-sama dengan kita," ujar Heru.
5. Anggap Tak Jauh Beda Dengan KPK
Heru yang sebelumnya menjabat Deputi Penindakan KPK, mengaku tidak terlalu berbeda cara bekerja di lembaga antirasuah itu dengan BNN.
Dirinya pun saat bergabung di Polri, ketika awal menjalankan tugas banyak berhubungan dengan tindakan-tindakan di bidang reserse, termasuk narkoba.
"Saya kita tidak jauh beda ya penanganan-penanganan ini, pertama tahapannya sudah jelas ada pengaduan masyarakat, ada penyelidikan, penyidikan dan lain-lain, saya kira itu standar dalam penegakan hukum," ucap Heru.
"Jadi BNN dan KPK tentu tidak jauh berbeda, di sana ada pencegahan, nah KPK juga ada pencegahan," katanya.
Keputusan tersebut tertuang dalam Keppres Nomor 14/M Tahun 2014 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN).
Pelantikan Heru Winarko dilakukan di Istana Negara, Jakarta, Kamis (1/3/2018) yang dihadiri sejumlah pejabat negara, baik kementerian maupun lembaga.
Berikut sejumlah fakta soal Heru Winarko yang berhasil dihimpun Tribunnews.com.
1. Karir Heru Winarko
Heru Winarko tercatat sebagai lulusan Akademi Kepolisian Tahun 1985.
Selama berkarir di kepolisian, ia banyak berkecimpung di dunia reserse.
Dikutip dari Wikipedia, pria kelahiran Jakarta, 1 Desember 1962 tersebut mengawali karirnya dikepolisian sebagai Wakasat Serse Polres Bandung, Polda Jawa Barat pada tahun 1985.
Ia pun lama berada di wilayah Polda Jawa Barat dengan jabatan terakhir sebagai Kasubag Ren Dit Pers Polda Jabar pada tahun 1994.
Kemudian tugasnya dipindahkan ke wilayah Polda Metro Jaya dengan jabatan Kapolsek Tanjungpriok pada tahun 1995, hingga akhirnya ia pun menduduki jabatan wakasat Ekonomi Dit Serse Polda Metro Jaya pada tahun 1999.
Usai menjalani pendidikan di Sespim Polri tahun 1999, ia kemudian ditempatkan menjadi Kasat Serse Ekonomi Dit Serse Polda Sumsel pada tahun 2000.
Tahun 2002, ia pun dipercaya menjabat sebagai Kapolres Blitar Polwil Kediri Polda Jatim hingga akhirnya ia kembali ke Jakarta menjadi penyidik di Bareskrim Polri pada 2005 dan Kapolres metro Jakarta Pusat pada 2006.
Karirnya kian moncer usai menjalani pendidikan Sespati II pada 2008.
Usai menempuh pendidikan ia banyak ditempatan di Bareskrim sebagai penyidik di Direktorat Ekonomi Khusus Bareskrim Polri hingga akhirnya dipercaya menjadi Wadir II/Eksus Bareskrim Polri pada tahun 2009.
Kemudian ia digeser menjadi Wadir III/Tipikor Bareskrim Polri pada tahun 2010.
Setelah itu ia ditugaskan di menkopolhukam dari 2010 hingga 2011.
Usai itu, ia menjabat menjadi Kapolda Lampung pada 2012.
Kemudian pada 2015 ia kembali ditugaskan di Kemkopolhukam sebagai Staf Ahli Bidang Ideologi dan Konstitusi Menko Polhukam.
Pada tahun yang sama ia pun akhirnya dipercaya menjabat sebagai Deputi Penindakan KPK hingga akhirnya 2018 dilantik Presiden Jokowi sebagai Kepala BNN.
2. Ketua KPK Senang
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Agus Rahardjo, senang dengan dikatnya Deputi Penindakan KPK, Irjen Heru Winarko, sebagai kepala Badan Narkotika Nasional (BNN).
Agus mengaku sangat mendukung langkah pemerintah untuk mengangkat anak buahnya sebagai Kepala BNN.
"Kami sangat mendukung jadi kalau anak buah dipromosikan jadi bintang tiga kan sangat baik," ujar Agus kepada wartawan di Gedung KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Rabu (28/2/2018).
Menurut Agus, pengangkatan Heru akan menjadi sejarah bagi KPK.
Mantan Kepala LKPP menyebut belum ada seorang Deputi KPK yang mendapatkan jabatan ini.
"Belum pernah kejadian Deputi KPK dipromosikan jadi sangat senang jadi itu berarti penghargaan terhadap prestasi," ungkap Agus.
3. Pesan Jokowi Untuk Heru Winarko
Presiden Joko Widodo berharap Kepala BNN Irjen Pol Heru Winarko tidak tergoda dengan peredaran uang haram dari transaksi narkoba.
Jokowi melihat, Heru yang sebelumnya menjadi Deputi Penindakan KPK telah memiliki integritas yang tidak perlu diragukan lagi, mengingat lembaga antirasuah sudah menerapkan standard yang baik.
"Ada standar governance, standar tata kelola organisasi, dan yang paling penting integritas, karena disitu peredaran narkoba duitnya gede sekali, omsetnya gede sekali, gampang menggoda orang untuk berbuat tidak baik," papar Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Kamis (1/3/2018).
Jokowi pun berharap, standar yang telah diterapkan di KPK dapat diimplementasikan di lembaga yang kini dipimpinnya, sehingga peran BNN dalam menekankan peredaran narkoba di Tanah Air dapat lebih maksimal.
"Yang jelas semakin sedikit barang-barang narkoba yang masuk, akan semakin dikit, kemudian menurunkan sebanyak-banyaknya pengguna, dari sisi rehab juga baik, dari pencegahan agar barang tidak masuk," kata Jokowi.
4. Siap Lanjutkan Tugas Buwas
Kepala BNN Irjen Pol Heru Winarko akan melanjutkan kebijakan yang sebelumnya diterapkan Komjen Pol Budi Waseso, dalam memberantas dan mencegah peredaran narkoba di Tanah Air.
"Tentu selain kita lanjutkan, kita tingkatkan juga, bagaimana pencegahan, pemberantasan, rehabilitasi yang sesuai undang-undang, dilaksanakan secara optimal," kata Heru seusai dirinya dilantik oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Kamis (1/3/2018).
Heru pun berharap, dalam menjalankan tugasnya ke depan sebagai pimpinan BNN, akan memperoleh bantuan dari semua pemangku kepentingan dalam memberantas narkoba.
"Pemberantasan narkoba ini bukan hanya tanggung jawab BNN tapi semua, semua instansi, semua warga negara di Indonesia, bahwa narkoba musuh kita bersama," kata Heru.
Selain bekerjasama dengan seluruh instansi maupun masyarakat Indonesia, Heru rencananya nanti akan menggandeng negara tetangga guna mencegah masuknya narkoba dari luar ke dalam.
"Kita mencoba pertama di regional, bahwa narkoba ini musuh kita bersama, jadi bukan mereka-mereka, kita-kita, jadi kita mengharapkan kerjasama negara-negara tetangga bisa bersama-sama dengan kita," ujar Heru.
5. Anggap Tak Jauh Beda Dengan KPK
Heru yang sebelumnya menjabat Deputi Penindakan KPK, mengaku tidak terlalu berbeda cara bekerja di lembaga antirasuah itu dengan BNN.
Dirinya pun saat bergabung di Polri, ketika awal menjalankan tugas banyak berhubungan dengan tindakan-tindakan di bidang reserse, termasuk narkoba.
"Saya kita tidak jauh beda ya penanganan-penanganan ini, pertama tahapannya sudah jelas ada pengaduan masyarakat, ada penyelidikan, penyidikan dan lain-lain, saya kira itu standar dalam penegakan hukum," ucap Heru.
"Jadi BNN dan KPK tentu tidak jauh berbeda, di sana ada pencegahan, nah KPK juga ada pencegahan," katanya.